Kitab Taisiril Karim Ar-Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan Karya Syaikh Abdurraman bin Nashir As-Sa’di
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (165)
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah[2]: 165)
Faidah-faidah Ayat di Atas:
- Ayat di atas menjelaskan bahwa Dan di antara manusia ada orang yang menyembah sebagian dari makhluk yang disebut dengan Tuhan ANDADAN (Tuhan tandingan).
- ANDADAN sebagai Tuhan tandingan atau sekutu karena mereka menyamakan dalam hal ibadah, kecintaan, pengagungan, dan ketaatan.
- Orang yang membuat tandingan-tandingan bagi Allah dalam ayat di atas, tidaklah mensejajarkan mereka dengan Allah dalam hal mencipta, mengatur alam, dan memberi rezeki tetapi mereka menyamakannya dalam hal ketundukan, kepatuhan, karena CINTA.
- Makhluk tidaklah selayaknya menjadi tandingan bagi Allah karena Allah adalah pencipta dan selainnya adalah makhluk. Allah sebagai pemberi rezeki dan selainnya adalah yang diberi rezeki, Allah adalah Maha Kaya dan selainnya adalah faqir, Allah yang Maha Sempurna dari segala aspek-Nya sedangkan selainnya serba kekurangan dari segala aspeknya.
- Orang-orang beriman tidak dilarang mencintai selain Allah akan tetapi hendaknya cinta tersebut tidak menyamai cintanya kepada Allah apalagi lebih.
Penulis: KH. Sudirman, S.Ag.
(Tokoh Muhammadiyah dan Pembina Yayasan Tajdidul Iman)